WAKTU ADALAH NYAWA PASIEN

Friday, October 29, 2010

Jurusan Benar Terus?

Mungkin para pembaca aneh ya melihat judul diatas?(sedikit menyimpang dari pembahasan blog ini, tapi ini penting.)
Itulah indonesia, mengapa?
mari kita lihat dari pendidikan awal kita, pendidikan kita sejak kecil itu mengajarkan kita supaya benar terus bukan?yang dihargai yang selalu benar yang punya nilai bagus, yang masuk sekolah ternama, yang bisa ranking 1 terus, ya kan?
padahal coba kita lihat peneliti, dan ilmu-ilmu yang dihasilkan oleh mereka?
apa mereka selalu benar?apa mereka langsung tenar setelah melakukan 1 kali penelitian?
tidak!,
mereka mencoba berkali2, berkali2 juga salah, dicaci-maki ditertawakan, dibilang konyol dan mustahil sampai akhirnya mereka menemukan apa yang masyarakat butuhkan. Mereka berimajinasi, mereka tidak takut salah!
Kalau hanya ingin jadi juara olimpiade baca aja buku yang sudah ada, pahami semua buku yang sudah ada, pasti selalu benar kan?
Pendidikan di indonesia memang belum didisain untuk menciptakan tapi hanya meniru, meniru bangsa yang lebih maju, meniru peradaban yang terkesan modern.
Bagaimana caranya?
"yaitu dengan belajar dari guru!"
taukah anda setelah jepang hancur di lumatkan bom atom, mereka tidak mencari politisi, tidak mencari wartawan, tidak mencari dokter.
mereka mencari guru! ya, guru yang brillian yang menghasilkan generasi-generasi brillian yang menjadikan jepang sebagai negara yang brillian sampai sekarang. Kita jangan meniru mereka, tapi belajar dari mereka, belajar dari cara mereka bangkit!jangan pantang menyerah walaupun anda gagal terus, cari jalan lain jika jalan yang seharusnya sudah buntu, terus menciptakan pemikiran maju dan imajinasi!tidak ada yang salah dalam pemikiran, untuk itulah otak kita diciptakan!subhanallah.

Yak, kembali ke topik utama.
Saya tergelitik untuk mengkritik sistem pendidikan yang saya alami, bagaimana tidak?apa yang kita pelajari sehari-hari hanya dinilai dalam beberapa jam saja, bagaimana aspek yang lain?dimana tempat untuk ketrampilan?apakah ketrampilan sudah menempati tempatnya yang sesuai dalam sistem penilaian?saya mungkin akan lulus dalam waktu dekat, tapi apakah saya lulus hanya untuk mendapatkan gelar dan pujian?
"saya yakin apa yang saya dapatkan belum maksimal,"
"saya yakin saya bisa lebih baik lagi,"
"saya yakin bila diberi kesempatan saya bisa menunjukkan yang terbaik,"
tapi apakah sistem penilaian seperti itu cukup untuk menentukan masa depan saya?
apakah sebagai tolak ukur kepandaian seseorang?
atau sebagai diskriminasi pendidikan?
"yang nilainya bagus, bangga dan di sanjung-sanjung"
"yang nilainya jelek, terhina dan merasa dihina"
"yang nilainya bagus dihormati"
"yang nilainya jelek dianggap tidak berguna"
lalu, apa maksud nilai tersebut?
sebagai tolak ukur?
mengukur sebesar apa daya serap siswa?
apakah lantas diajari berkali-kali dengan baik?di refleksi kesalahan-kesalahan waktu pengerjaan soal?
tidak!, paling mereka hanya disuruh remidi dan belajar sendiri!
lalu, buat apa tolak ukur itu?

penulis hanya ingin menyampaikan celotehan yang kurang berpengalaman kepada kita semua khususnya penulis sendiri sebagai refleksi, karena manusia tidak sempurna pasti ada banyak kesalahan penulisan dalam celotehan diatas. terimakasih karena sudah meluangkan waktu membaca tulisan yang kurang berbobot ini :)

No comments:

Post a Comment